ALU (Arithmatic and Logic Unit)

Juli 24, 2017 0
ALU (Arithmatic and Logic Unit)

ALU, singkatan dari Arithmetic And Logic Unit (bahasa Indonesia: unit aritmetika dan logika), adalah salah satu bagian dalam dari sebuah mikroprosesor yang berfungsi untuk melakukan operasi hitungan aritmetika dan logika. Contoh operasi aritmetika adalah operasi penjumlahan dan pengurangan, sedangkan contoh operasi logika adalah logika AND dan OR. tugas utama dari ALU (Arithmetic And Logic Unit)adalah melakukan semua perhitungan aritmetika atau matematika yang terjadi sesuai dengan instruksi program. ALU melakukan operasi arithmatika dengan dasar pertambahan, sedang operasi arithmatika yang lainnya, seperti pengurangan, perkalian, dan pembagian dilakukan dengan dasar penjumlahan. sehingga sirkuit elektronik di ALU yang digunakan untuk melaksanakan operasi arithmatika ini disebut adder. Tugas lalin dari ALU adalah melakukan keputusan dari operasi logika sesuai dengan instruksi program. Operasi logika (logical operation) meliputi perbandingan dua buah elemen logika dengan menggunakan operator logika,


  •  Melakukan semua operasi aritmatika dengan dasar penjumlahan sehingga sirkuit elektronik yang digunakan disebut adder.

  • Melakukan keputusan dari suatu operasi logika sesuai dengan instruksi program.

  • Operasi logika meliputi perbandingan dua operand dengan menggunakan operator logika tertentu, yaitu sama dengan (=), tidak sama dengan (≠), kurang dari (<), kurang atau sama dengan (≤), lebih besar dari (>), dan lebih besar atau sama dengan (≥).


sekian dulu yah sobat artikel tentang dasar-dasar komuter.
nantikan lagi artikel ane yang lebih menarik jangan kemana-mana yah tetep pantengin di Filosofi Padi. See u


Wassalamualaikum wr.wb 

sumber : wikipedia 

Control Unit Komuter

Juli 24, 2017 0
KONSEP DASAR SISTEM KOMPUTER
Komputer
Komputer :  suatu peralatan elektronik yang dapat menerima input, mengolah input, memberikan informasi, menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer, dapat menyimpan program dan hasil pengolahan, serta bekerja secara otomatis. 
Terdapat tiga istilah penting, yaitu input (data), pengolahan data, dan informasi (output).
Pengolahan data dengan menggunakan komputer dikenal dengan nama pengolahan data elektronik (PDE) atau electronic data processing (EDP).

Struktur Komputer
Struktur komputer didefinisikan sebagai cara-cara dari tiap komponen saling terkait



Pemroses
Pemroses disebut CPU, berfungsi mengendalikan operasi komputer dan melakukan pengolahan data. 
Pemroses melakukan kerja dengan langkah sbb:
Mengambil instruksi yang dikodekan secara biner dari memori utama
Men-dekode instruksi menjadi proses-proses sederhana
Melaksanakan proses-proses tersebut
Operasi-operasi pada pemroses dikategorikan
menjadi:

  • Operasi aritmetika

    Penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian dsb

  • Operasi logika

         OR, AND, X-OR, inversi dsb
  • Operasi pengendalian

    Operasi percabangan, lompat dsb


Pemroses terdiri dari tiga komponen, yaitu:
  • CU (Control Unit)

     Berfungsi mengendalikan operasi yang dilaksanakan sistem komputer

  • ALU (Aritmetic Logic Unit)

    Berfungsi melakukan operasi aritmatika dan logika

  • Register

    Merupakan memori yang sangat cepat yang berfungsi   sebagai tempat operan-operan dari operasi yang akan dilakukan oleh pemroses.


CU (Control Unit) / Unit Kendali


  • Mengatur dan mengendalikan semua peralatan yang ada pada sistem komputer, kapan alat input menerima data dan kapan data diolah serta kapan ditampilkan pada alat output. 
  • Mengartikan instruksi-2 dari program komputer.
  • Membawa data dari alat input ke memori utama.
  • Mengambil data dari memori utama untuk diolah.
  • Mengirim instruksi ke ALU jika ada instruksi untuk perhitungan aritmatika atau perbandingan logika.
  • Membawa hasil pengolahan data kembali ke memori utama lagi untuk disimpan, dan pada saatnya akan disajikan ke alat output.

Kesimpulan tugas dari unit kendali ini adalah 
  • Mengatur & mengendalikan alat-alat input dan output.
  • Mengambil instruksi-instruksi dari memori utama.
  • Mengambil data dari memori utama (jika diperlukan).
  • Mengirim instruksi ke ALU bila ada perhitungan aritmatika atau perbandingan logika serta mengawasi kerja dari ALU.
  • Menyimpan hasil proses ke memori utama.


Sekian dulu ya sobat..
Jumpa lagi di artikel–artikel selanjutnya



Wassalamualaikum wr.wb

Muatan Listrik

Juli 23, 2017 0


Benda bermuatan listrik ialah benda yang mempunyai kelebihan sejumlah elektron atau proton.

Benda yang kelebihan sejumlah elektron akan bermuatan negatip dan yang kelebihan sejumlah proton dikatakan bermuatan positip.

Sekelompok partikel bermuatan, misalnya atom-atom, atau elektron-elektron, selalu menempati suatu volume tertentu.

Jika ukuran volume yang ditempati partikel-partikel bermuatan tersebut sedemikian kecilnya di bandingkan dengan jarak-jarak lain dalam persoalan yang dibicarakan, maka partikel bermuatan tersebut dikatakan muatan titik.





Sifat Muatan Listrik


Satuan muatan ”Coulomb (C)”, muatan proton adalah +1,6 x 10-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10-19C. Prinsip kekekalan menjadi- kan muatan selalu konstan. Bila suatu benda diubah menjadi energi, sejumlah muatan positif dan negatif yang sama akan hilang.

Persamaan Muatan Listrik

Q = n.e
Dimana :
         Q             =             Muatan listrik(Coulomb)
n              =             Jumlah elektron
e              =             Muatan elektro -1,6 x 10-19C



    Fenomena elektrostatis ada disekitar kita, Muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x 10-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10-19C. Muatanlistrik yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan listrik bertanda berbeda saling tarik menarik.

Arus Listrik

Juli 20, 2017 0
Arus listrik





Arus listrik adalah aliran muatan listrik. Dalam rangkaian listrik muatan ini sering dibawa dengan
memindahkan elektron  elektron dalam kawat. Hal tersebut dapat juga dibawa oleh ion-ion  dalam sebuah elektrolit,atau di bawaholeh ion dan elektron seperti dalam (prosses) plasma. Satuan SI
(standard International) untuk mengukur arus listrik adalah ampere, Semua yang merupakan aliran muatan listrik di seluruh permukaan pada nilai satu coulomb per detik. Arus listrik diukur dengan menggunakan alat yang disebut Amperemeter. Arus listrik menyebabkan pemanasan Joule, yang Menciptakan cahaya dalam lampu pijar. Arus listrik juga membuat medan magnet, yang digunakan dalam motor, generator dan induktor.

Anggap bahwa di dalam sebuah konduktor, sejummlah elektron bebas yang ada disetiap meter persegi (m2) adalah n dan kecepatan gerak axialnya adalah v meter per detik. Dalam selang waktu (dt), jarak yang telah ditempuh adalah
(v x dt). Jika A adalah luas penampang melintang konduktor, maka volumenya adalah (v. A .dt) dan jumlah elektron yang terkandung dalam volume ini  adalah : (n.v.A.dt). Semua elektron akan melintasi penampang konduktor dalam waktu ‘dt’.  Jika e adalah muatan setiap elektron maka muatan total  yang melintasi bagian dalam waktu dt adalah 

dq = n . A . e . v . dt. Karena arus nilai aliran  muatan maka[1]:

i = dq / dt = ( n . A . e . v  dt ) / dt
Jadi nilai arus i adalah

i = n . A . e . v

Kerapatan arus : J = (i / A)

Dengan mengasumsikan kerapatan arus yang normal adalah 

J= (i) / A = n . e . v   [ampere per meter^2]

Dengan asumsi bahwa kerapatan arus, J = 1.55 x 10^4    (A / m2) ; n = 1029 untuk konduktor tembaga dan
 e = ( 1.6 x 10^ - 19 ) coulomb, maka selanjutnya akan diperoleh :

(1.55 x 10^(- 4) ) = 10^29  ×  1.6 x 10^(-19) × v

v = (9.7 × 10^(-5) ) ( m ⁄ detik ) = 0.58 (cm ⁄ menit )

Contoh soal 1-2 :
Sebuah material konduktor memiliki kerapatan elektron bebas sebanyak 1024 elektron per meter2.  Saat tegangan diterapkan, elektron memperoleh kecepatan pergeseran konstan 1.5  102 (m/detik). Jika luasan penampang melintang  bahan 1 cm2,   hitung  magnitud  arus  ;  muatan  elektron  =  1.6 
10^(-19) coulomb.
Penyelesaian :

n = 10^24
A = 1 cm2 = 104  m^2
 e = (1.6 x 10^(-19) ) coulomb
 v = (1.5 x 10^(-2) ) meter per detik.

Maka besar arus dapat ditentukan :
i = n . A . e . v
i = 10^24 × 10^(-4) × (1.6 ×10^(-19) ) x (1.5 × 10^(-2) ) = 0.24  Ampere

ALTERNATOR

Juli 20, 2017 0
A L T E R N A T O R




         Prinsip Dasar
                Generator bolak balik (alternating current, AC) atau alternator beroperasi pada prinsip funda men yang sama dari konsep induksi elektromagnetik sebagaimana generator arus searah (direct current, DC). Generator terdiri dari lilitan jangkardan lilitan medan magnetik. Sedangkan pada genertor DC jangkar dikonstruksikan berputar (rotor) dan sistem medan magnetnya tetap/tidak berputar (stationary), susunan konstruksi ini pada alternator adalah kebalikan dari kondisi pada generaor DC. 

PERSAMAAN INDUKSI ELEKTROCMOTIV FORCE (EMF)
Z = jumlah kondutor atau sisi koil/kumparan yang terpasang seri setiap phasa = 2T
         T adalah jumlah kumparan atau belitan  setiap phasanya.
P = jumlah kutub
f = Frequensi electromotive force (EMF) atau gaya gerak listrik (GGL).
f = garis fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub magnet ( webers).
kd = Faktor distribusi. Dapat dirumuskan sebagai berikut :

faktor distribusi (kd)=    sin [⁡m∙(β / 2)] / m∙sin⁡(β ⁄ 2) 

kc atau kp = faktor  span  : ‘pitch’ atau ‘kumparan’

     kc = cos⁡(α/2)

kf  = faktor bentuk  (form factor) = 1.11 jika  GGL-nya diasumsikan sebagi bentuk ‘sinusoidal
N  = Kecepatan putar rotor dalam satuan ‘revolution per minut’, rpm.

 Dalan satu revolusi (putaran) rotor (yaitu sebesar (60/N) detik) setiap konduktor stator dipotong oleh sebuah garis fluks (f × P) weber.


d∅= ∅∙P     dan     dt=(60 / N)detik


Emf (ggl) induksi rata rata untuk setiap konduktor adalah :


(d∅) / dt = (∅ ∙ P) / (60 ⁄ N) = (∅ ∙ N ∙ P) / 60 Volt

Sedangkan nilai frequensi adalah sebesar :

f = (P ∙ N) / 120 atau    N =  (120 ×f) / P

Dengan mensubstitusikan nilai N di atas,maka diperoleh :


ggl rata rata setiap konduktornya=  (∅P) / 60 × (120 ∙ f) / P =2 . f . ∅        [Volt]

jika ada z buah konduktor yang terpasang seri per phasanya, maka :


ggl rata rata  setiap phasanya = 2 . f . ∅ . Z   [Volt]

dan nilai rms (root mean square)  atau nilai effektif ggl perphasanya adalah :


1.11 × 4 ∙ f ∙ ∅ ∙ T = 4.44 f × ∅ × T           [Volt]

Tegangan yang ada secara nyata untuk setiap phasa adalah :


=4.44 × kc × kd × f × ∅ × T         [Volt]

Jik alternator hubungan bintang (biasanya demikian) maka rumus tinggal dikalikan dengan akar 3 ( ).


Cara mencari nilai (m) :
m=  (jumlah slot) / (jumlah kutub)  × jumlah phasa


β=180^0 / (Jumlah slot) ⁄ (Jumlah kutub)


Contoh Soal : (h. 1010)

Sebuah alternator 12 kutub, sistem 3 phase mempunyai slot 180dengan 10 buah alur konduktor setiap slot dan konduktor tersebut setiap phasenya dihubungkan serie. Coil span sebesar 1440 kelistrikan. Tentukan ggl phasa dan ggl line-to-line (tegangan anatara konduktor dan konduktor phasenya) jika generator berputar sebesar 600 rpm (retur per minut) dan fluks setiap kutub magnet sebesar 0.06 weber yang tedistribusi secara sinusoidal terhadap kutubmagnetnya.

Penyelesaian :

Tegangan phase, Eph.
Eph =4.44 × kc × kd × kf × f × ∅ × T         

β= = 180^0 / (Jumlah slot) ⁄ (Jumlah kutub) =180^o / (180 / 12) = 12^0

m=(180 / (12×3) ) = 5

m = jumlah slot per phasa per kutub.

kd = sin⁡ (m.  β / 2) / (m sin⁡ (β / 2) ) = sin ⁡(5. 12^0 / 2) / (5 sin⁡ 12^0 / 2 ) = 0.957      ;  kf = 1.11


kc = cos⁡ (α / 2) = cos⁡ (180^0 - 144^0 ) / 2 = cos⁡ 18^0 = 0.95

Z = (180 × 10 / 3) = 600     ;   T perphasa = 600 / 2 = 300
N = 120f / P          ;         f = PN / 120 = (12 × 600) / 120 = 60 Hz

Eph = 4 × 1.11 × 0.95 × 0.957 × 60 × 0.06× 300 = 4360 Volt




EL = √3 Eph = √3 (4360) = 7550 Volt









ALTERNATOR (GENERATOR)
Perinsip Dasar
Generator AC (alternating current) beroperasi pada prinsip induksi elektromagnetik yang sama seba- gaimana dengan prinsip generator DC (direct current). Generator terdiri dari lilitan jangkar dan lilitan medan magnetik. Sedangkan pada genertor DC jangkar dikonstruksikan berputar (rotor) dan sistem medan magnetnya tetap/tidak berputar (stationary), susunan konstruksi ini pada alternatoradalah kebalikan dari kondisi pada generaor DC. 


PERSAMAAN INDUKSI ELEKTROCMOTIV FORCE (EMF)
Z = jumlah kondutor atau sisi koil/kumparan yang terpasang seri setiap phasa = 2T
T adalah jumlah kumparan atau belitan  setiap phasanya.

P = jumlah kutub

f = Frequensi electromotive force(EMF) atau gaya gerak listrik (GGL).

∅  = garis fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub magnet ( webers).

kd = Faktor distribusi. Dapat dirumuskan sebagai berikut :
faktor distribusi (kd)=   〖sin [〗⁡〖m∙(β⁄2)]〗/(m∙sin⁡(β⁄2) )

kc atau kp = faktor  span  : ‘pitch’ atau ‘kumparan’

kc = cos⁡ ( α / 2 )

kf  = faktor bentuk  (form factor) = 1.11 jika  GGL-nya diasumsikan sebagi bentuk ‘sinus soida’

N  = Kecepatan putar rotor dalam satuan ‘revolution per minut’, rpm.

 Dalan satu revolusi (putaran) rotor (yaitu sebesar (60/N) detik) setiap konduktor stator dipotong oleh sebuah garis fluks (∅ × P) weber.

d∅= ∅∙P     dan     dt=(60/N)detik

Emf (ggl) induksi rata rata untuk setiap konduktor adalah :


(d∅) / dt = (∅ ∙ P ) / ((60⁄  N) ) = (∅ ∙ N ∙ P ) / 60 Volt

Sedangkan nilai frequensi adalah sebesar :

f = (P ∙ N) / 120 atau    N =  (120 × f ) / P

Dengan mensubstitusikan nilai N di atas,maka diperoleh :

ggl rata rata setiap konduktornya =  (∅P) / 60 × ( 120 ∙ f ) / P = 2 . f . ∅        [Volt]

jika ada z buah konduktor yang terpasang seri per phasanya, maka :

ggl rata rata  setiap phasanya = 2 . f . ∅ .Z   [Volt]

dan nilai rms (root mean square)  atau nilai effektif ggl perphasanya adalah :

1.11 × 4 ∙ f ∙ ∅ ∙ T = 4.44 f × ∅ × T           [Volt]

Tegangan yang ada secara nyata untuk setiap phasa adalah :

= 4.44 × kc × kd × f × ∅ × T         [Volt]

Jik alternator hubungan bintang (biasanya demikian) maka rumus tinggal dikalikan dengan akar 3 (√3).

Cara mencari nilai (m) :

m=  (jumlah slot) / (jumlah kutub)  × jumlah phasa

β=180^0 / (Jumlah slot) ⁄ (Jumlah kutub)

















REFERENSI

1.      Shri BL. Theraja., 1991., “A Textbook of Electrical Technology”, Publication Division of Nirja Construc tion

         & Development Co (P) Ltd., Ram Nagar, New Delhi – 110055., h. 998 sd h. ---?

Pengertian Resistor

Juli 10, 2017 0
Hallo sobat jumpa lagi dengan gua si tulisan sampah ini, mari kita bahas dasar-dasar Elektronika ini,
disini gua mau mendongengkan (bicara apaan lu) apa itu pengertian resistor dan kegunaanya di dunia persilatan Elektronika. tanpa basa basi mari kita lempar artikel di bawah ini. ^^      

    Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.


A. Simbol Resistor

       Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.


    Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.

Kapasitas Daya Resistor

    Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.

Nilai Toleransi Resistor

    Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%. 

B. Jenis-jenis Resistor

Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film


  • Resistor Kawat (Wirewound Resistor)



Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.

  • Resistor Arang (Carbon Resistor)

Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.


  • Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.
Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor) :

  1. Resistor tetap(Fixed Resistor)

     Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :

  • Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

     Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar  dan ketebalan spiral logam.Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).

  • Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

        Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.
    Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.

  • Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

    Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.
  • Metal Oxide Resistor
  • Ceramic Encased Wirewound
  • Economy Wirewound
  • Zero Ohm Jumper Wire
  • S I P Resistor Network

      2. Resistor Tidak tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :

  • Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis. merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.
  • Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
  • Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam artikel yang lain.


  • LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.


C. Menghitung Nilai Resistor

Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daaya besar dan resistor variable.

Kode Warna Resistor

Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :


  • Resistor dengan 4 cincin kode warna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.

  • Resistor dengan 5 cincin kode warna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.

  • Resistor dengan 6 cincin warna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.

D. Kode Huruf Resistor

Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.

Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
  • R, berarti x1 (Ohm)
  • K, berarti x1000 (KOhm)
  • M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
  • F, untuk toleransi 1%
  • G, untuk toleransi 2%
  • J, untuk toleransi 5%
  • K, untuk toleransi 10%
  • M, untuk toleransi 20%
Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian elektronika yang harus diingat selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukankan kapasitas daya dan toleransinya. Hal ini berkaitan dengan harga jual resistor dipasaran dan luas area yang dibutuhkan dalam meletakan resistor pada rangkaian elektronika.

E. Fungsi-fungsi Resistor

Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Sebagai Pembatas Arus listrik
  • Sebagai Pengatur Arus listrik
  • Sebagai Pembagi Tegangan listrik
  • Sebagai Penurun Tegangan listrik
nahhh gimana sobat elektronika sudah sedikit mengerti kan tentang apa itu resistor dan antek-anteknya ^^
sedikit pesan dari gua, jangan maenan api kalau takut basah (ngelawaknya kagak lucu tong)

SUMBER : http://zonaelektro.net/
                 http://teknikelektronika.com/


akhir salam dari tulisan gua
wassalamualaikum wr.wb